Kader Ansor Pimpin Penolakan Full Day School di Kudus, Simak Pernyataan Sikapnya!
KUDUS, ansorkudus.or.id — Dalam suasana sarat keprihatinan dan semangat perjuangan, kader muda Nahdlatul Ulama yang kini duduk sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Arif Wahyudi, tampil sebagai motor penggerak penolakan sistem Full Day School di acara Sarasehan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) dan Kepala Madrasah Diniyah (Madin) se-Kabupaten Kudus.
Acara yang diselenggarakan Kamis pagi (12/6), oleh PC RMI NU Kabupaten Kudus di Pondok Pesantren Lirboyo Cabang Kudus ini mempertemukan tokoh-tokoh sentral dunia pendidikan keagamaan di Kudus diantaranya para pengasuh pesantren, kepala Madin, lurah pondok, serta jajaran pengurus RMI NU dari tingkat kabupaten hingga provinsi.
Dalam forum strategis tersebut, Arif Wahyudi , kader yang dibesarkan oleh GP Ansor Kudus yang kini menjadi Pengurus Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah ini, tampil tegas menyuarakan keresahan dunia pesantren atas sistem pendidikan 5 hari sekolah.
"Full day school sangat mengancam eksistensi pondok pesantren dan Madin. Kita harus satu suara, ini bukan hanya soal jadwal belajar, tapi tentang masa depan pendidikan karakter dan spiritual anak-anak kita," tegas Arif di hadapan para peserta sarasehan.
Pernyataan ini langsung mendapat respons positif dari seluruh peserta. Ketua RMI PCNU Kabupaten Kudus, KH. Khifni Nasif, bahkan menegaskan dua sikap utama organisasi dalam menghadapi kebijakan tersebut yaitu,
Mendorong pemerintah daerah untuk segera menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) sebagai tindak lanjut atas Perda Pondok Pesantren dan Perda Madin, agar menjadi payung hukum yang kokoh dan menolak sistem Full Day School karena dinilai menggerus ruang hidup pendidikan diniyah non formal dan pesantren yang selama ini menjadi benteng akhlak dan moral bangsa.
Acara ini juga dihadiri jajaran penting dari RMI PWNU Jawa Tengah, seperti Gus Fadlullah Turmudzi (Ketua RMI PWNU Jateng), KH. Abu Khoir (Sekretaris PWNU), dan KH. Nur Machin Chudlori (Wakil Ketua PWNU Jateng), yang turut menyatakan dukungan penuh terhadap penolakan sistem full day school.
Sarasehan ditutup dengan komitmen bersama untuk terus mengawal kebijakan pendidikan agar tetap berpihak pada keberlangsungan lembaga keagamaan yang telah terbukti menjadi pilar pendidikan karakter bangsa. (-)
Kontributor : Syeifuddin
Editor : Gunawan TB
Posting Komentar