Ansor Corner Club Bahas Arah Kebijakan Publik Penanggulangan Penyakit Masyarakat di Kudus
KUDUS, ansorkudus.or.id – Ansor Corner Club menggelar diskusi bertema Arah Kebijakan Publik terhadap Penyakit Masyarakat di Kabupaten Kudus. Bertempat di Aula Mapolres Kudus, Senin malam (22/12) kegiatan ini menghadirkan sejumlah pemangku kebijakan dan tokoh masyarakat guna membahas upaya penanganan berbagai persoalan sosial seperti peredaran miras, judi online, prostitusi, hingga meningkatnya kasus HIV/AIDS.
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menegaskan bahwa pemerintah daerah terus melakukan langkah-langkah penertiban penyakit masyarakat (pekat). Melalui Satpol PP, peredaran minuman keras telah menjadi salah satu fokus penindakan. Meski demikian, ia mengakui praktik tersebut masih ditemukan di lapangan.
“Peredaran miras memang masih ada dan menjadi temuan. Kami tidak menutup mata. Upaya penertiban terus dilakukan,” ujar Sam’ani.
Selain miras, Bupati Kudus juga menyoroti maraknya judi online yang telah menimbulkan banyak korban. Menurutnya, persoalan ini membutuhkan sinergi lintas sektor, khususnya bersama TNI dan Polri. Ia juga mengungkapkan bahwa angka HIV/AIDS di Kudus tergolong tinggi, sehingga penanganannya memerlukan kerja sama berbagai pihak.
“Pemberantasan penyakit masyarakat memang tidak mudah. Kita perlu sinergi semua pihak terkait,” tambahnya.
Kapolres Kudus AKBP Heru menyampaikan bahwa Polres Kudus secara rutin melaksanakan berbagai operasi, mulai dari Operasi Zebra di bidang lalu lintas hingga operasi khusus pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Operasi tersebut menyasar peredaran miras, seks bebas, dan prostitusi.
Ia juga menyoroti dampak jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal yang kerap memicu tindak kejahatan lain seperti pemerasan dan kekerasan. Kapolres mengajak masyarakat untuk aktif melapor jika menemukan pelanggaran melalui Hotline Polri 110.
“Lapor ke kami. Respons cepat menjadi komitmen Polri,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Kudus Arif Mustain menekankan pentingnya peran organisasi kemasyarakatan dalam menyikapi penyakit masyarakat. Menurutnya, berbagai praktik menyimpang sering kali dikemas dalam bentuk kegiatan yang seolah-olah legal, seperti sabung ayam yang disamarkan sebagai perlombaan.
“Ansor tidak hanya berteriak. Kita harus bersinergi dan berdiskusi untuk mencari solusi nyata,” ujarnya.
Kepala Staf Kodim 0722/Kudus Muchlisin menambahkan bahwa kunci utama dalam menghadapi persoalan sosial adalah menjaga stabilitas dan kerukunan masyarakat yang majemuk. Ia menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam menciptakan harmoni sosial.
“Intinya menjaga stabilitas sosial di tengah perbedaan yang ada,” katanya.
Senada, mantan Komandan Banser Kudus yang kini menjadi anggota DPRD Jawa Tengah, Achwan, mengingatkan agar GP Ansor tidak hanya menuntut peran pemerintah, tetapi juga mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Ansor harus hadir dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, bukan sekadar menuntut,” pungkasnya.
Diskusi Ansor Corner Club ini diharapkan menjadi ruang sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan organisasi masyarakat dalam merumuskan langkah konkret menanggulangi penyakit masyarakat di Kabupaten Kudus. (him/tb)
Gabung dalam percakapan