Rijalul Ansor Kudus bersama Gus Umam dan Gus Nasih, Bongkar Keutamaan 1–10 Dzulhijjah!
KOTA, ansorkudus.or.id — Masjid Demaan menjadi saksi semaraknya Pengajian Umum Dialogis yang diselenggarakan oleh Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor PC GP Ansor Kabupaten Kudus, Ahad (1/6) malam. Bertajuk “Amaliyah Bulan Dzulhijjah”, pengajian ini mengupas tuntas keistimewaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah serta seluk-beluk kurban dan aqiqah menurut perspektif Ahlussunnah wal Jamaah.
![]() |
MENYAMPAIKAN MATERI : Tampak Gus Umam sedang menyampaikan materi didampingi Gus Nasih dalam kajian Dialogis Aswaja Center Kudus di masjid Demaan, Ahad malam (1/6). (Dok. ansorkudus.or.id) |
Hadir sebagai narasumber, KH. Sa’aduddin Annasih dan K.M. Islahul Umam dari Aswaja Center Kudus, yang menyampaikan 10 hari pertama Dzulhijjah adalah waktu yang sangat dimuliakan Allah.
“Demi fajar dan malam-malam yang sepuluh. Itulah sumpah Allah dalam QS. Al-Fajr. Tidak ada hari yang lebih dicintai Allah untuk beramal selain 1–10 Dzulhijjah,” pesan Gus Nasih (panggilan akrab KH. Sa’aduddin Annasih) mengutip sabda Nabi SAW.
Bahkan, lanjutnya, puasa satu hari di antara hari-hari tersebut dinilai setara dengan puasa setahun, dan amal dilipatgandakan hingga 750 kali. Meski hadis ini tergolong dhaif, para ulama sepakat bahwa boleh diamalkan dalam konteks memotivasi umat untuk beribadah.
Sementara itu Kiai Islahul Umam menjelaskan bahwa keberkahan dalam Islam terbagi menjadi tiga: keberkahan waktu seperti 1–10 Dzulhijjah, keberkahan tempat seperti masjid, rumah ibadah dan keberkahan individu seperti para nabi dan orang saleh.
“Keberkahan itu bukan hanya materi, tapi nilai tambah kebaikan dalam hidup,” jelasnya.
Gus Umam (panggilan akrab K.M. Islahul Umam) juga mengupas amalan-amalan khas bulan Dzulhijjah seperti Takbir Muqayyad, yaitu takbir setelah salat mulai Subuh hari Arafah sampai Ashar hari tasyrik, Takbir Mursal, yang dibaca sejak Maghrib malam Idul Adha hingga pelaksanaan salat Id, Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dan Qurban, yang dijelaskan sebagai sunnah muakkadah bagi yang mampu, dengan definisi kemampuan berdasarkan mazhab Syafi’i: cukup menafkahi empat hari dan masih ada sisa untuk berkurban.
![]() |
SESI TANYA JAWAB : Salah satu peserta menyampaikan pertanyaan kepada narasumber terkait tema amaliyah di bulan Dzulhijjah. (Dok. ansorkudus.or.id) |
Muncul pertanyaan menarik seputar pendapat Ibnu Abbas yang membolehkan qurban dengan ayam atau angsa. Gus Umam menjelaskan bahwa menurut sebagian ulama, pendapat ini tidak bisa diikuti karena tidak mutawakkil (diandalkan), namun ada ulama seperti Imam Al-Hadoli yang membolehkan bagi kalangan fakir yang tidak mampu berqurban dengan hewan besar.
Satu hal yang jarang diketahui, ujar beliau, adalah larangan memotong kuku dan rambut bagi yang berniat qurban mulai 1 Dzulhijjah hingga hewan disembelih. Dalam mazhab Syafi’i, larangan ini bersifat makruh sebagai simbol bahwa seluruh anggota tubuh yang akan "ditebus" dengan hewan qurban harus tetap utuh sampai disembelih.
Gus Umam juga menegaskan bahwa tidak ada hubungan syarat antara aqiqah dan kurban. Namun, jika diniatkan dua ibadah sekaligus, terdapat perbedaan pendapat. Imam Romli membolehkan jika kurban sunnah, sedangkan menurut Ibnu Hajar, niat ganda semacam ini tidak sah untuk keduanya.
Sebelum pengajian, dilaksanakan kegiatan sosial berupa Terapi Pijat Gratis oleh Unit Barada (Banser Wira Husada) Kudus dan Bersih-Bersih Masjid oleh Banser Kudus sebagai wujud nyata pengabdian kepada umat.
![]() |
TERAPI PIJAT : Tampak personil Barada memijat warga dan |
Ketua GP Ansor Kudus, Arif Musta’in, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari penguatan kaderisasi berbasis spiritual dan sosial.
“Kegiatan ini adalah bentuk dakwah dan silaturahmi. Agar kader Ansor-Banser tercerahkan dan makin dekat dengan masyarakat,” ungkapnya.
Acara yang disiarkan langsung oleh Aswaja Center Kudus ini berjalan khidmat dan mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat dan kader Ansor-Banser se-Kudus. (-)
Kontributor : MT. Ilma
Editor : Gunawan TB
Posting Komentar