Rahasia Keberkahan Nur Muhammad Dibahas di Kajian Faroidussaniyyah Ansor Hadipolo
JEKULO, ansorkudus.or.id — Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Hadipolo, Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus, kembali menggelar kegiatan rutin selapanan pada Sabtu malam (12/7). Kegiatan yang dikemas dengan Kajian Kitab Faroidussaniyyah ini diikuti oleh anggota Ansor Banser Hadipolo serta pemuda sekitar sebagai tamu undangan.
Bertempat di Jalan Dauwes RT 6 RW 4 Hadipolo, kegiatan diawali dengan pembacaan dzikir Rotib Al-Haddad dan Qosidah Burdah yang dilantunkan bersama secara khidmat, sebelum dilanjutkan dengan kajian kitab oleh Ustadz Moh Turaekhan.
Pelajaran ke-27 dari Kitab Faroidussaniyyah karya KH. Sya’roni Ahmadi Al Hafidz mengupas berbagai kisah sarat hikmah tentang keberkahan dan pengobatan dalam ajaran Rasulullah SAW.
Salah satu kisah menarik yang diangkat adalah tentang Nur Muhammad pada kuku Nabi Adam AS. Dikisahkan dalam Ruhul Bayan, Al-Allamah Syaikh Ismail Haqqy menjelaskan bahwa Nabi Adam di surga pernah merindukan sosok Muhammad SAW, yang namanya tersemat bersama nama Allah dalam kalimat Lailaha Illallah Muhammadur Rasulullah.
Allah SWT kemudian mewahyukan bahwa Muhammad adalah keturunan Nabi Adam yang kelak lahir di akhir zaman. Allah juga memperlihatkan keindahan Nur Muhammad di kuku jempol Nabi Adam yang bening bagai kaca. Seketika, Nabi Adam mencium kuku tersebut dan mengusapkannya ke kedua matanya. Dari sinilah, nur tersebut menjadi pokok bagi keturunan Nabi Adam.
Dalam satu riwayat, ketika Malaikat Jibril menceritakan kisah ini kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Barang siapa mendengar namaku disebut ketika adzan, lalu mengecup kedua kuku jempolnya dan mengusapkannya ke kedua matanya, maka ia tidak akan mengalami kebutaan selamanya.”
Hal senada juga disampaikan oleh Nabi Khidir AS, yang menyebutkan bahwa orang yang mendengar nama Nabi Muhammad SAW disebut dalam adzan, lalu membaca “Marhaban bihabibi waqurroti aini Muhammad ibni Abdillah shallallahu alaihi wasallam” dan mengecup kedua kuku jempolnya serta mengusapkannya ke kedua mata, maka ia akan terhindar dari penyakit mata.
Selain itu, kajian juga membahas kisah pengobatan yang dicontohkan para sahabat Rasulullah SAW. Dikisahkan dari Asmak binti Abu Bakar, suatu ketika ia mengeluarkan jubah Rasulullah untuk mengobati orang sakit. Jubah tersebut dicelupkan ke dalam air, kemudian airnya diminumkan kepada orang yang sakit sebagai wasilah kesembuhan.
Tidak hanya itu, Sayyidah Aisyah RA juga meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mencontohkan pengobatan dengan ludah dan debu. Ketika ada orang yang mengeluh sakit kulit atau luka, Rasulullah membaca Bismillah sambil menunjuk dengan jari telunjuknya, lalu berkata: “Debu dari bumi kita dan ludah dari sebagian kita, dengan izin Allah dapat menjadi obat.”
Ketua Rijalul Ansor Hadipolo, Sahabat Ali Murtadli, menegaskan bahwa kegiatan MDS yang dirangkai dengan kajian kitab seperti ini adalah bagian dari ikhtiar untuk menjaga dan memperkokoh aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah di tengah masyarakat.
“Kami berharap para pengurus dan anggota memahami dasar-dasar hukum amaliyah Nahdliyyin dengan jelas, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh ajaran di luar Ahlussunnah Wal Jama’ah,” ujarnya.
Melalui kegiatan rutin ini, Rijalul Ansor Hadipolo terus berkomitmen menghadirkan ruang pembelajaran sekaligus penguatan spiritual bagi para kader muda Ansor dan masyarakat sekitar. (-)
Kontributor : Nailal Marom
Editor : Gunawan TB
Posting Komentar