Ansor Banser Warnai Napak Tilas Laku KHR Asnawi: Bupati Kudus berjalan bersama Santri Hingga Makam Krapyak

 


KUDUS, ansorkudus.or.id — Napak Tilas Laku KHR Asnawi menjadi salah satu rangkaian dalam Haul ke-68 Kiai Haji Raden (KHR) Asnawi. Kegiatan yang digelar Jumat siang (12/12) diikuti sekitar 1.000 peserta dari berbagai unsur, seperti Pengurus NU Kudus, Muslimat, Fatayat, IPNU IPPNU, Pagar Nusa, Santri Bendan, Santri Qudsiyyah serta Jamaah Menara Kudus, termasuk Ansor dan Banser yang tampil menonjol sebagai garda terdepan pengawal kekhidmatan kegiatan.

Dengan rute dari Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Bendan hingga kawasan Makam Sunan Muria, kegiatan spiritual-budaya tersebut menapak kembali jejak dakwah KHR Asnawi—ulama pendiri dan penggerak awal Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Tema tahun ini, “Suluh Peradaban, Mulat Ngelmu dan Laku,” menegaskan pentingnya memadukan keluasan ilmu dengan kesungguhan amal sebagaimana dicontohkan beliau.

Bupati dalam sambutannya menyampaikan bahwa napak tilas ini merupakan ruang bagi generasi muda untuk memahami sejarah perjuangan KHR Asnawi secara langsung. Ia menegaskan komitmen Pemkab Kudus untuk menyelesaikan kelengkapan dokumen pengusulan KHR Asnawi sebagai Pahlawan Nasional.

MULAI : Bupati Kudus kibarkan bendera start tanda dimulainya napak tilas laku KHR Asnawi dari pondok Bendan ke makam sunan Muria
(Dok. Andika Radar) 

Tidak hanya melepas, Bupati bersama para pengasuh Pondok Raudlatut Tholibin turut berjalan bersama para peserta hingga makam Krapyak. 

Cicit KHR Asnawi, KH. Khafid Asnawi, yang turut mendampingi rombongan menyebut bahwa kegiatan ini adalah sarana penting untuk membangkitkan spirit santri masa kini.

“Ini pelajaran berharga bahwa menyebarkan ilmu tidak mudah. Laku beliau berjalan hingga Masjid Sunan Muria setiap Jumat adalah keteladanan besar. Semoga santri sekarang melanjutkan perjuangan tersebut,” ujarnya.

Panitia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan karnaval ataupun ajang keramaian. Peserta diarahkan berjalan dengan adab, ketenangan, dan kesadaran spiritual, sehingga perjalanan fisik menjadi ruang tirakat, tafakkur, dan penghayatan.

Sementara itu Ketua GP Ansor Kudus, Arif Musta’in, mengapresiasi antusiasme ribuan peserta, khususnya kader Ansor-Banser yang turut mengawal jalannya napak tilas dari awal hingga akhir.

“Bagi kader Ansor dan Banser, mengikuti napak tilas ini bukan sekadar seremoni belaka. Ini bagian dari meneladani laku perjuangan KHR Asnawi. Kami ingin generasi muda merasakan langsung semangat kesungguhan beliau,” ujar Arif Musta’in.

Ia menambahkan bahwa kehadiran Ansor-Banser dalam kegiatan ini merupakan bentuk khidmah untuk menjaga kesakralan peringatan haul dan melestarikan tradisi keteladanan para muassis.

”Yang utama bukan hanya perjalanan fisik, tetapi perjalanan batin untuk merasakan beratnya perjuangan beliau membimbing umat,” imbuhnya. 

Dengan keterlibatan lintas komunitas, hadirnya Bupati Kudus dan para pengasuh pondok di tengah peserta, serta semangat Ansor-Banser yang menjadi garda terdepan, napak tilas tahun ini kembali menjadi penanda bahwa warisan KHR Asnawi tetap menjadi suluh peradaban bagi generasi santri dari masa ke masa. (TB)